Bedah Masalah Membaca di Indonesia

Perlu diketahui menurut UNESCO Indonesia dengan penduduk 270 juta memiliki minat baca 0,0001%. Artinya dari 1000 orang hanya 1 yang rajin membaca. Walaupun data ini tidak menghindarkan kita sebagai masyarakat Indonesia untuk membaca caption, berita online, artikel, komentar, dsb. Karena hal-hal tersebut lebih singkat. Jika ada pilihan rasanya masyarakat Indonesia akan lebih memilih membaca caption di sosial media dibandingkan membaca artikel atau berita online karena relatif lebih singkat. Padahal caption dalam sosial media belum tentu memberikan data yang tepat, setidaknya artikel/berita online sudah melalui pengecekan sumber data yang digunakan.

Lalu bagaimana dengan minat membaca buku disekitar kita?
Penulis memiliki beberapa kawan dan mayoritas dari mereka tidak memilik buku bacaan favorit. Hanya sedikit yang senang membaca, itupun mayoritas membaca novel(good), sebagian lain membaca buku populer seperti Rich Dad Poor Dad, Anatomic Habbits, Cara Bersikap Bodo Amat dll. Bagaimana dengan penulis sendiri? penulis sedang berusaha membaca, minimal dalam sebulan ada 1 sampai 2 buku yang selesai dibaca, walau masih dengan buku bacaan yang ringan. Nah pembaca yang sudah membaca hingga paragraf ini kemungkinan memiliki minat baca yang masih cukup baik setidaknya mampu membaca dan mengerti maksud tulisan hingga paragraf kedua ini.

Malas membaca dan Manfaat membaca, memiliki efek bagi generasi selanjutnya.
Ada beberapa alasan yang penulis rasakan dan penulis dengar dari orang lain terkait dengan alasan malas membaca, tidak ada waktu membaca, tidak mau membaca, tidak butuh membaca. Penulis pernah merasakan malas membaca karena buku-buku yang penulis miliki terlalu tebal dan membosankan. Buku novel terjemahan misalnya, biasanya setelah membaca beberapa bab penulis akan mempertimbangkan bahasa penerjemahnya jika nyaman penulis akan lanjut membaca tapi jika sebaliknya penulis akan berhenti, mengganti dengan judul baru. Tidak ada waktu untuk membaca biasanya ini terjadi ketika orang tersebut sudah bekerja di suatu perusahaan dan sudah berkeluarga. Waktu yang dia gunakan habis mengurus kedua hal tersebut. Maka sempatkan membaca pada sela waktu istirahat, waktu luang, waktu libur, sesudah makan, sesudah waktu sholat. Jika biasanya gadget yang menjadi kawan istirahat gantilah menjadi buku. Buku sebagai teman istirahat. Jika anda akuntan/pengusaha bacalah buku 7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula, Fiqh Muamalah dsb. Jika anda penulis maka sudah di pastikan akan banyak buku yang dibaca terkait dengan tema tulisan anda. Alasan lain yaitu Tidak mau membaca biasanya keinginan untuk menolak buku itu dilakukan oleh orang yang sudah berumur mungkin 40-50 tahun ke atas. Bisa jadi karena mata sudah rabun, pusing, dsb. Itu hanya alasan saja ya.. toh orang yang sudah senang dengan buku sejak muda sudah pasti jika di beri umur panjang akan menggunakan waktunya untuk membaca, minimal membaca majalah/koran. Jika kalian masih muda dan sudah pusing dalam membaca, anda perlu di periksa. Terakhir adapun orang yang tidak butuh membaca sepertinya dia tinggal dipedalaman.

Malas membaca, tidak ada waktu dalam membaca, tidak mau membaca, alasan-alasan tersebut memiliki efek domino terhadap generasi yang akan datang, kenapa? Bukankah sebagian besar manusia ditakdirkan menikah lalu memiliki anak? lalu anak-anak kita menikah dan melahirkan cucu-cucu? dari setiap generasi tersebut apa yang akan kita contohkan kepada mereka? membaca atau bermain gadget? berdiskusi atau berghibah? menjadi contoh yang patut ditiru atau sebaliknya? Seringkali orang tua itu lupa, bahwa anak-anak mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tua mereka. Anak-anak itu memiliki sifat cerminan dari orang tuanya. Jika orang tua membiasakan menonton tv, anak-anak pun begitu bedanya mereka sekarang menonton youtube, pointnya sama-sama menonton bukan? Jika orang tuanya sedang ngobrol dengan teman akrabnya, mereka membicarakan berita terbaru lalu anak-anak pun mendengarkan dan mereka menyampaikan kembali percakapan orang tuanya kepada teman sebayanya. Bukankah efeknya berkepanjangan? Para calon orang tua atau yang sudah menjadi orang tua, setidaknya dengan membaca buku, buku yang baik. Kalian sudah mengajarkan, mengamalkan, mencontohkan kebaikan kepada generasi selanjutnya.

Lalu adakah solusi agar menambah minat membaca?
Tentu ada, banyak cara bahkan. Penulis akan memberikan beberapa cara menambah minat baca yang penulis rasakan. Pertama temukan dan bacalah satu buku yang menyenangkan. Ini pernah penulis lakukan saat SMP pada saat itu di Indomaret ada rak khusus buku/majalah penulis melihat buku dengan judul "Detetif Konyol: Darah Pulau Dewata" karya Bang Rudiyant. Buku itu seperti judulnya konyol membuat pembacanya tersenyum bahkan tertawa. Jadi carilah buku yang tepat untuk anda mencintai buku. Kedua membaca sinopsis, review, komentar, testimoni, dari buku tersebut, biasanya akan muncul gairah untuk membaca setelah mengetahui hal hal tersebut. Karena setelah kita membaca sinopsis misalnya kita akan mengetahui sebagian alur cerita dari buku tersebut sehingga membuat rasa ingin tahu calon pembaca muncul sehingga ingin membaca buku tersebut. Ketiga cari teman, forum atau grup yang juga senang membaca dengan judul/penulis yang serupa. Hal tersebut akan menambah referensi judul baru, juga menambah sudut pandang baru, bisa juga untuk saling bertukar pikiran. Apalagi jika sharing tersebut dapat merubah pola berfikir juga pola berkehidupan menjadi lebih baik, nikmat rasanya. Keempat dengan cara menulis. Kenapa menulis? karena dengan menulis kita membutuhkan bahan tulis yang sebagian besar dari membaca. Bukankah dalam pengerjaan skripsi kita dituntut untuk mengutip sesuatu dari buku? Penulis pernah membaca karya ilmiah yang dibukukan, karya orang amerika, buku terjemahan tentang pembentukan negara amerika. Ternyata Thomas Jefferson salah satu pendiri amerika sempat mengkaji Al Quran saat akan dibentuknya amerika. Judul buku tersebut "Al Quran dan Impian Amerika Serikat" Karya Denise A Spellberg. Denise penulisnya bahkan mencantumkan referensinya di dalam daftar pustaka hingga sekitar 50 halaman lebih. Perhatikan jika satu halaman saja ada 6 kutipan dan 1 kutipan itu berasal dari 1 buku/artikel. Berapa buku/artikel yang harus dibaca Denise untuk menyelesaikan satu judul buku?. Kelima Indonesia merupakan penduduk dengan mayoritas muslim. Lalu apa yang disampaikan Allah pertama kali? اقرأ با سم ربك الذ ي خلك "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan," Membaca itu bukan perintah negara, guru, orang tua, teman, apalagi perintah saya. Tapi membaca adalah perintah Tuhan, perintah Allah SWT. Lalu mayoritas muslim seperti apa yang ada di Indonesia ini jika penduduknya tidak senang membaca? seharusnya penduduk Indonesia itu senang membaca karena kita ini muslim, kita diperintahkan untuk membaca. Maka langkah Keenam adalah mulailah membaca.

Komentar